Kumpulan Materi RPL SMK
7 September 2016
Jaringan Dasar : Model OSI
Pengertian OSI
Model OSI (Open System
Interconnection) adalah suatu dekripsi abstrak mengenai desain lapisan-lapisan
komunikasi dan protokol jaringan komputer yang dikembangkan sebagai bagian dari
inisiatif Open Systems Interconnection (OSI). Model ini disebut juga dengan
model “Tujuh lapisan OSI” (OSI seven layer model).
Lapisan-lapisan OSI
1. Lapisan fisik (physical layer)
Physical Layer berfungsi dalam
pengiriman raw bit ke channel komunikasi. Masalah desain yang harus
diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila satu sisi mengirim data 1 bit,
data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit pula, dan bukan 0
bit. Diperlukan berapa mikrosekon suatu bit akan habis? Apakah transmisi dapat
diproses secara simultan pada kedua arahnya? Berapa jumlah pin yang dimiliki
jaringan dan apa kegunaan masing-masing pin? Secara umum masalah-masalah desain
yang ditemukan di sini berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface
prosedural, dan media fisik yang berada di bawah physical layer.
2. Lapisan koneksi data (data
link layer)
Tugas utama data link layer
adalah sebagai fasilitas transmisi raw data dan mentransformasi data tersebut
ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan kenetwork
layer, data link layer melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim
memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah
ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link layer mentransmisikan frame
tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim
kembali oleh penerima. Karena physical layer menerima dan mengirim aliran bit
tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada data link
layer-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa
dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame. Bila
secara insidental pola-pola bit ini bisa ditemui pada data, maka diperlukan
perhatian khusus untuk menyakinkan bahwa pola tersebut tidak secara salah
dianggap sebagai batas-batas frame.
3. Lapisan jaringan (network
layer)
Network layer berfungsi untuk
pengendalian operasi subnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana
caranya menentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya. Route dapat
didasarkan pada table statik yang “dihubungkan ke” network. Route juga dapat
ditentukan pada saat awal percakapan misalnya session terminal. Terakhir, route
dapat juga sangat dinamik, dapat berbeda bagi setiap paketnya. Oleh karena itu,
route pengiriman sebuah paket tergantung beban jaringan saat itu.
4. Lapisan transpor (transport
layer)
Fungsi dasar transport layer
adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin
bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar.
Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan
dapat melindungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang
tidak dapat dihindari. Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi
jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh
session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka
transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer
membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan
throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan
cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke
koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan
ini tidak terlihat oleh session layer. Transport layer juga menentukan jenis
layanan untuk session layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para
pengguna jaringan. Jenis transport layer yang paling populer adalah saluran
error-free point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan
pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula jenis layanan transport lainnya.
Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak menjamin urutan
pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke sejumlah tujuan. Jenis layanan
ditentukan pada saat koneksi dimulai.
5. Lapisan sesi (session layer)
Session layer mengijinkan para
pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session
selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport
layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu.
Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote
timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.
Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog.
Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada
suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya
satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu
untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan saluran pada suatu saat.
Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol,
adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak
melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session
layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang
token yang diijinkan melakukan operasi kritis. Layanan session lainnya adalah
sinkronisasi. Ambil contoh yang dapat terjadi ketika mencoba transfer file yang
berdurasi 2 jam dari mesin yang satu ke mesin lainnya dengan kemungkinan
mempunyai selang waktu 1 jam antara dua crash yang dapat terjadi. Setelah
masing-masing transfer dibatalkan, seluruh transfer mungkin perlu diulangi lagi
dari awal, dan mungkin saja mengalami kegagalan lain. Untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat menyisipkan tanda
tertentu ke aliran data. Karena itu bila terjadi crash, hanya data yang berada
sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang.
6. Lapisan presentasi
(presentation layer)
Pressentation layer melakukan
fungsi-fungsi tertentu yang diminta untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian
umum bagi masalah tertentu. Pressentation Layer tidak mengijinkan pengguna
untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah. Tidak seperti layer-layer di
bawahnya yang hanya melakukan pemindahan bit dari satu tempat ke tempat
lainnya, presentation layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang
dikirimkan. Satu contoh layanan pressentation adalah encoding data. Kebanyakan
pengguna tidak memindahkan string bit biner yang random. Para pengguna saling
bertukar data sperti nama orang, tanggal, jumlah uang, dan tagihan. Item-item
tersebut dinyatakan dalam bentuk string karakter, bilangan interger, bilangan
floating point, struktur data yang dibentuk dari beberapa item yang lebih
sederhana. Terdapat perbedaan antara satu komputer dengan komputer lainnya
dalam memberi kode untuk menyatakan string karakter (misalnya, ASCII dan
Unicode), integer (misalnya komplemen satu dan komplemen dua), dan sebagainya.
Untuk memungkinkan dua buah komputer yang memiliki presentation yang berbeda
untuk dapat berkomunikasi, struktur data yang akan dipertukarkan dapat
dinyatakan dengan cara abstrak, sesuai dengan encoding standard yang akan
digunakan “pada saluran”. Presentation layer mengatur data-struktur abstrak ini
dan mengkonversi dari representation yang digunakan pada sebuah komputer
menjadi representation standard jaringan, dan sebaliknya.
7. Lapisan aplikasi (application
layer)
Application layer terdiri dari
bermacam-macam protokol. Misalnya terdapat ratusan jenis terminal yang tidak
kompatibel di seluruh dunia. Ambil keadaan dimana editor layar penuh yang
diharapkan bekerja pada jaringan dengan bermacam-macam terminal, yang
masing-masing memiliki layout layar yang berlainan, mempunyai cara urutan
penekanan tombol yang berbeda untuk penyisipan dan penghapusan teks,
memindahkan sensor dan sebagainya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
© Tugas RPL SMK 2016 . Powered by Blogger | Design by Blogger Templates
No comments :
Post a Comment